Nasional

Wayang Golek Sunda Seni Pertunjukan Boneka Kayu Khas Jawa Barat

Koranriau.co.id-

Wayang Golek Sunda: Seni Pertunjukan Boneka Kayu Khas Jawa Barat
Seorang seniman mengukir wayang golek dalam acara Panggung Tatar Sunda dan Cirebonan di Jalan Sudirman, Purwakarta, Jawa Barat(MI/RAMDANI)

WAYANG Golek Sunda adalah seni pertunjukan tradisional khas Jawa Barat yang menggunakan boneka kayu tiga dimensi (golek) sebagai tokoh dalam cerita.

Wayang ini dimainkan oleh seorang dalang yang mengendalikan boneka serta menyampaikan cerita dengan iringan gamelan degung dan sindhen (pesinden).

Jenis Wayang Golek

  • Wayang Golek Purwa: Mengangkat kisah epik dari Mahabharata dan Ramayana.
  • Wayang Golek Cepak: Mengangkat kisah sejarah dan kepahlawanan lokal.
  • Wayang Golek Modern: Memasukkan unsur komedi dan cerita masa kini.

Wayang Golek masih populer hingga kini, terutama dalam pertunjukan di daerah Jawa Barat dan digunakan dalam acara adat atau peringatan budaya.

Berikut Sejarah dan Asal-usul Wayang Golek Sunda

Wayang Golek Sunda adalah seni pertunjukan khas Jawa Barat yang menggunakan boneka kayu tiga dimensi.

Wayang ini berkembang sebagai bagian dari budaya Sunda dan digunakan untuk hiburan, pendidikan, serta penyebaran ajaran agama Islam.

Asal-usul Wayang Golek

Dikembangkan pada Abad ke-17

Wayang golek pertama kali berkembang pada masa penyebaran Islam di Jawa Barat, terutama oleh para Wali Songo.

Salah satu tokoh penting dalam perkembangan wayang ini adalah Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga, yang menggunakannya sebagai media dakwah.

Berkembang di Masa Kesultanan Cirebon & Mataram

Wayang golek mulai dikenal luas di masyarakat Sunda setelah mendapat dukungan dari penguasa Kesultanan Cirebon dan Mataram.

Berawal dari Wayang Kulit

Awalnya, masyarakat Sunda mengenal wayang kulit, tetapi karena kurang cocok dengan budaya mereka, wayang golek diciptakan dengan bentuk boneka tiga dimensi agar lebih menarik dan mudah dipahami.

Perkembangan Wayang Golek

  • Abad ke-18: Mulai berkembang di wilayah Priangan (Bandung, Garut, Sumedang, dan sekitarnya).
  • Abad ke-19: Semakin populer dan digunakan sebagai hiburan rakyat di pesta adat dan keagamaan.
  • Abad ke-20: Dikenal sebagai salah satu ikon budaya Sunda dan mulai dipentaskan dalam acara resmi.
  • Modernisasi: Tokoh dan cerita dalam wayang golek berkembang, termasuk unsur komedi dan isu sosial yang lebih relevan.

Dalang Legendaris Wayang Golek

  • Dalang Wira Sunarya: Mengembangkan gaya khas wayang golek modern.
  • Dalang Asep Sunandar Sunarya: Membawa wayang golek ke tingkat nasional dan internasional.

Makna & Fungsi Wayang Golek

  • Hiburan rakyat
  • Sarana pendidikan moral dan budaya
  • Media dakwah Islam
  • Pelestarian seni tradisional Sunda

Hingga kini, wayang golek masih dimainkan dalam berbagai acara budaya, perayaan, dan pertunjukan seni untuk menjaga warisan budaya Sunda.

Berikut Tokoh-tokoh Terkenal dalam Wayang Golek Sunda

Wayang Golek Sunda memiliki banyak karakter yang berasal dari epos Mahabharata, Ramayana, serta tokoh khas Sunda yang diciptakan untuk memberikan hiburan dan nasihat moral.

Tokoh Utama dalam Wayang Golek Sunda

1. Tokoh Ksatria & Pahlawan

  • Arjuna: Ksatria Pandawa yang tampan, bijaksana, dan ahli memanah.
  • Bima: Kakak Arjuna yang kuat, gagah, dan setia pada kebenaran.
  • Gatotkaca: Putra Bima yang memiliki kekuatan luar biasa dan bisa terbang.
  • Yudistira: Pemimpin Pandawa yang adil dan bijaksana.
  • Nakula & Sadewa: Saudara kembar Pandawa yang setia dan cerdas.

2. Tokoh Antagonis & Penjahat

  • Rahwana: Raja Alengka yang licik dalam kisah Ramayana.
  • Sangkuni: Penasihat jahat dari pihak Kurawa yang penuh tipu daya.
  • Duryodana: Pemimpin Kurawa yang sombong dan serakah.
  • Buta Cakil: Raksasa kecil dengan gigi panjang yang sering melawan ksatria Pandawa.

Tokoh Unik & Khas Wayang Golek Sunda

3. Punakawan (Tokoh Jenaka & Bijaksana)

Tokoh ini hanya ada dalam budaya Sunda dan berperan sebagai pelawak serta penasihat para ksatria.

  • Cepot (Astrajingga): Tokoh paling populer, berkarakter lucu, cerdik, dan suka bercanda tetapi tetap bijaksana.
  • Dawala: Adik Cepot yang tenang, polos, dan setia.
  • Gareng: Tokoh canggung yang sering menjadi bahan lelucon.
  • Semar: Sosok bijaksana yang sering memberi petuah moral kepada ksatria.

Wayang Golek Sunda memiliki tokoh yang beragam, mulai dari ksatria gagah, raksasa jahat, hingga punakawan jenaka. Para tokoh ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga menyampaikan nilai moral dan filosofi kehidupan.

Berikut Teknik Pembuatan dan Pementasan Wayang Golek Sunda

Wayang Golek Sunda adalah seni pertunjukan tradisional yang menggunakan boneka kayu tiga dimensi.

Proses pembuatannya membutuhkan keahlian khusus, sementara pementasannya melibatkan banyak elemen seni, seperti dalang, musik gamelan, dan cerita yang disampaikan.

1. Teknik Pembuatan Wayang Golek

Pembuatan wayang golek memerlukan beberapa tahap utama, yaitu:

A. Bahan & Alat

  • Kayu Albasia atau Kayu Pule: Kayu ringan yang mudah diukir.
  • Pisau Ukir & Pahat: Digunakan untuk membentuk wajah dan tubuh.
  • Cat & Kuas: Memberikan warna dan detail pada boneka.
  • Kain & Aksesoris: Untuk membuat pakaian tokoh wayang.

B. Tahapan Pembuatan

  • Pemilihan Kayu: Kayu dipilih dan dipotong sesuai ukuran tubuh wayang.
  • Pengukiran Kepala & Wajah: Bagian wajah dipahat dengan detail sesuai karakter (misalnya ekspresi tegas untuk ksatria, lucu untuk Cepot).
  • Pembentukan Tubuh & Lengan: Tubuh dibuat proporsional dengan sendi yang bisa digerakkan.
  • Pengecatan & Pewarnaan: Cat digunakan untuk memberikan warna khas setiap tokoh.
  • Pembuatan Kostum & Aksesori: Bahan kain, emas imitasi, dan manik-manik digunakan untuk pakaian wayang.
  • Perakitan: Semua bagian disatukan dengan tongkat kendali agar bisa digerakkan oleh dalang.

2. Teknik Pementasan Wayang Golek

Pementasan wayang golek dilakukan oleh seorang dalang, yang memainkan wayang sambil menyampaikan cerita dengan iringan gamelan degung dan nyanyian pesinden.

A. Unsur Pementasan

  • Dalang: Mengendalikan wayang, menyampaikan dialog, serta mengatur jalannya cerita.
  • Gamelan Degung: Musik tradisional Sunda yang mengiringi pertunjukan.
  • Pesinden & Juru Kawih: Penyanyi perempuan yang membawakan lagu khas Sunda dalam pementasan.
  • Cerita: Berasal dari epik Mahabharata, Ramayana, atau kisah lokal.

B. Tahapan Pementasan

  • Pembukaan: Dalang membuka pertunjukan dengan doa dan musik pembuka.
  • Perkenalan Tokoh: Dalang memperkenalkan karakter utama cerita.
  • Jalur Cerita: Kisah berlangsung dengan adegan serius, pertarungan, hingga humor dari Punakawan.
  • Klimaks: Konflik utama cerita terjadi, biasanya berupa pertarungan antara tokoh baik dan jahat.
  • Penutup: Kisah disimpulkan dengan pesan moral dari dalang.

Wayang Golek Sunda dibuat dengan teknik ukiran kayu yang detail dan dipentaskan dengan perpaduan dalang, musik gamelan, serta cerita penuh filosofi.

Pementasan ini tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga media edukasi dan pelestarian budaya Sunda.

Berikut Peran Wayang Golek Sunda dalam Budaya Sunda

Wayang Golek Sunda memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Sunda, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, dakwah, dan pelestarian nilai-nilai budaya.

1. Media Hiburan Tradisional

Wayang golek adalah salah satu bentuk hiburan rakyat yang digemari oleh masyarakat Sunda sejak zaman dahulu. Pementasannya sering dilakukan dalam berbagai acara seperti:

  • Pernikahan & Khitanan
  • Perayaan Hari Besar Islam
  • Festival Budaya & Kesenian

Dengan unsur komedi, terutama melalui tokoh Punakawan seperti Cepot, pertunjukan wayang golek bisa menghibur berbagai kalangan, baik tua maupun muda.

2. Sarana Pendidikan & Moralitas

Wayang golek sering digunakan untuk menyampaikan ajaran moral dan etika. Nilai-nilai seperti kesetiaan, keberanian, kejujuran, dan tanggung jawab disampaikan melalui kisah dari Mahabharata, Ramayana, serta cerita lokal.

Contohnya:

  • Kisah Pandawa Lima mengajarkan tentang keadilan dan kebijaksanaan.
  • Peran Punakawan seperti Cepot dan Semar menyampaikan nasihat moral dengan cara yang humoris.

3. Media Dakwah Islam

Pada abad ke-17, para Wali Songo menggunakan wayang sebagai alat dakwah untuk menyebarkan Islam di tanah Sunda. Hingga kini, beberapa pertunjukan wayang golek masih memasukkan unsur dakwah, seperti:

  • Cerita dengan nilai-nilai Islami
  • Pesan moral dari dalang setelah pementasan

4. Pelestarian Nilai Budaya Sunda

Wayang golek adalah bagian dari identitas masyarakat Sunda. Pertunjukan ini mempertahankan bahasa, seni ukir, musik gamelan, dan filosofi kehidupan Sunda.

Peran dalam pelestarian budaya:

  • Mempertahankan Bahasa Sunda dalam dialog pertunjukan.
  • Mempromosikan seni ukir kayu melalui pembuatan boneka wayang.
  • Menjaga kesenian gamelan yang menjadi musik pengiringnya.

5. Sarana Kritik Sosial & Politik

Dalam pertunjukan wayang golek modern, dalang sering menyelipkan kritik sosial dan politik dengan cara yang halus dan humoris.

Tokoh Cepot & Punakawan sering dijadikan wakil suara rakyat dalam menyindir kebijakan pemerintah atau fenomena sosial yang terjadi.

Wayang Golek Sunda lebih dari sekadar hiburan. Seni tradisional ini menjadi bagian penting dalam pendidikan, dakwah, pelestarian budaya, serta kritik sosial di masyarakat Sunda.

Hingga kini, wayang golek masih dimainkan dalam berbagai acara sebagai bentuk warisan budaya yang terus dilestarikan.

Kesimpulan

Seni Wayang Golek adalah kesenian tradisional yang kaya akan filosofi, nilai moral, dan hiburan. Sebagai warisan budaya Sunda, seni ini terus dijaga dan dikembangkan agar tetap relevan di era modern.

Cerita wayang Sunda, khususnya Wayang Golek, mengadaptasi cerita dari epos besar seperti Mahabharata dan Ramayana, tetapi juga memiliki kisah-kisah khas yang berkembang di tanah Sunda.

Cerita dalam wayang Sunda biasanya mengandung nilai moral, ajaran kehidupan, dan hiburan bagi masyarakat.

Cerita dalam Wayang Sunda menggabungkan kisah epik dari India dan legenda khas Sunda. Melalui pementasan Wayang Golek, nilai-nilai kehidupan seperti keadilan, kesetiaan, dan keberanian terus diwariskan kepada generasi muda. (Z-4)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/749723/wayang-golek-sunda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *