Nasional

Sejarah Candi Prambanan Keajaiban Arsitektur Kuno

Koranriau.co.id-

Sejarah Candi Prambanan: Keajaiban Arsitektur Kuno
Ilustrasi(https://apik.klaten.go.id/)

CANDI Prambanan, sebuah mahakarya arsitektur kuno, berdiri megah sebagai saksi bisu kejayaan peradaban Hindu di tanah Jawa. Kompleks candi yang menjulang tinggi ini bukan hanya sekadar tumpukan batu, melainkan juga sebuah narasi visual yang kaya akan makna filosofis, sejarah, dan budaya. Keindahan dan keagungannya telah memikat hati jutaan pengunjung dari seluruh penjuru dunia, menjadikannya salah satu ikon wisata paling populer di Indonesia. Namun, di balik kemegahannya, tersembunyi kisah panjang dan misterius tentang asal-usul, pembangunan, serta berbagai peristiwa yang telah mewarnai perjalanan waktu candi ini.

Meskipun catatan sejarah yang pasti mengenai pendirian Candi Prambanan masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli, terdapat beberapa teori yang cukup kuat dan didukung oleh bukti-bukti arkeologis serta prasasti-prasasti kuno. Salah satu teori yang paling populer mengaitkan pembangunan candi ini dengan Rakai Pikatan, seorang raja dari Wangsa Sanjaya yang berkuasa pada abad ke-9 Masehi. Dugaan ini didasarkan pada Prasasti Siwagrha yang ditemukan di sekitar kompleks candi, yang menyebutkan tentang pembangunan sebuah bangunan suci untuk menghormati Dewa Siwa.

Teori lain mengaitkan pembangunan Candi Prambanan dengan upaya untuk mempersatukan kembali dua dinasti yang berbeda, yaitu Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu dan Wangsa Sailendra yang beragama Buddha. Pernikahan politik antara Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Wangsa Sailendra diyakini sebagai salah satu faktor pendorong pembangunan candi ini. Candi Prambanan, dengan arsitektur Hindu yang megah, diharapkan dapat menjadi simbol persatuan dan harmoni antara kedua dinasti tersebut.

Proses pembangunan Candi Prambanan diperkirakan memakan waktu yang cukup lama, bahkan mungkin mencapai beberapa dekade. Para ahli menduga bahwa pembangunan candi ini melibatkan ribuan pekerja terampil, termasuk arsitek, pemahat, dan pengrajin batu. Bahan-bahan bangunan yang digunakan, seperti batu andesit, juga harus didatangkan dari tempat yang cukup jauh, yang tentunya membutuhkan upaya logistik yang sangat besar.

Arsitektur Candi Prambanan sangat unik dan khas, menggabungkan unsur-unsur seni Hindu Jawa Kuno dengan sentuhan gaya arsitektur dari India. Kompleks candi ini terdiri dari delapan candi utama dan ratusan candi perwara (candi pendamping) yang tersusun secara simetris di dalam sebuah pelataran yang luas. Tiga candi utama, yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma, didedikasikan untuk Trimurti, tiga dewa utama dalam agama Hindu. Masing-masing candi memiliki relief-relief yang indah dan detail, yang menceritakan kisah-kisah epik dari Ramayana dan Mahabharata.

Fungsi dan Makna Filosofis Candi Prambanan

Candi Prambanan bukan hanya sekadar tempat ibadah, melainkan juga sebuah pusat kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya pada masa lalu. Candi ini menjadi tempat dilaksanakannya berbagai upacara keagamaan, seperti persembahan, doa, dan ritual-ritual lainnya. Selain itu, candi ini juga menjadi tempat berkumpulnya para brahmana, pendeta, dan tokoh-tokoh penting lainnya dalam masyarakat.

Secara filosofis, Candi Prambanan memiliki makna yang sangat mendalam. Kompleks candi ini melambangkan alam semesta, dengan candi-candi utama sebagai representasi dari gunung suci Meru, tempat bersemayamnya para dewa. Susunan candi-candi yang simetris dan teratur juga melambangkan harmoni dan keseimbangan dalam alam semesta. Relief-relief yang menghiasi dinding candi menceritakan kisah-kisah tentang kebaikan dan kejahatan, serta perjuangan manusia untuk mencapai kesempurnaan spiritual.

Candi Siwa, sebagai candi utama dalam kompleks Prambanan, memiliki makna yang sangat penting dalam agama Hindu. Dewa Siwa dianggap sebagai dewa penghancur dan pembaharu, yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan segala sesuatu yang buruk dan menciptakan sesuatu yang baru. Candi Siwa melambangkan siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali, yang merupakan konsep fundamental dalam agama Hindu.

Candi Wisnu, yang didedikasikan untuk Dewa Wisnu, melambangkan pemeliharaan dan perlindungan alam semesta. Dewa Wisnu dianggap sebagai dewa yang menjaga keseimbangan dan harmoni dalam alam semesta, serta melindungi umat manusia dari segala macam bahaya. Candi Wisnu mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan melindungi sesama makhluk hidup.

Candi Brahma, yang didedikasikan untuk Dewa Brahma, melambangkan penciptaan alam semesta. Dewa Brahma dianggap sebagai dewa pencipta, yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta. Candi Brahma mengingatkan kita akan kekuatan kreatif yang ada dalam diri setiap manusia, serta pentingnya menggunakan kekuatan tersebut untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Sejarah Panjang dan Penuh Peristiwa

Setelah mengalami masa kejayaan pada abad ke-9 Masehi, Candi Prambanan mengalami masa kemunduran dan terlupakan selama berabad-abad. Gempa bumi yang dahsyat pada abad ke-16 Masehi menyebabkan banyak bagian candi yang runtuh dan rusak parah. Akibatnya, candi ini tertutup oleh semak belukar dan pepohonan, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui keberadaannya.

Pada awal abad ke-19 Masehi, seorang ilmuwan Belanda bernama CA Lons menemukan kembali reruntuhan Candi Prambanan. Penemuan ini menarik perhatian para arkeolog dan sejarawan, yang kemudian mulai melakukan penelitian dan penggalian di sekitar kompleks candi. Proses pemugaran Candi Prambanan dimulai pada tahun 1918 dan berlangsung selama beberapa dekade. Pemugaran ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, dengan menggunakan teknik-teknik modern dan tradisional.

Meskipun telah dipugar, masih banyak bagian Candi Prambanan yang belum dapat dikembalikan ke bentuk aslinya. Hal ini disebabkan oleh kerusakan yang terlalu parah dan kurangnya informasi yang akurat mengenai bentuk asli candi tersebut. Namun, upaya pemugaran yang telah dilakukan telah berhasil mengembalikan sebagian besar kemegahan dan keindahan Candi Prambanan.

Pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Candi Prambanan sebagai Situs Warisan Dunia. Pengakuan ini merupakan bukti akan nilai sejarah, budaya, dan arsitektur yang luar biasa dari candi ini. Sejak saat itu, Candi Prambanan menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia, yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.

Candi Prambanan di Era Modern

Di era modern, Candi Prambanan terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu aset budaya dan pariwisata yang penting bagi Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kelestarian candi ini, termasuk pemeliharaan rutin, penelitian arkeologis, dan pengembangan fasilitas pendukung pariwisata.

Candi Prambanan juga menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara budaya dan seni, seperti pertunjukan sendratari Ramayana, festival musik, dan pameran seni rupa. Acara-acara ini bertujuan untuk mempromosikan Candi Prambanan sebagai destinasi wisata budaya yang menarik, serta untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya tradisional Indonesia.

Selain itu, Candi Prambanan juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak seniman, penulis, dan budayawan. Keindahan dan keagungan candi ini telah menginspirasi berbagai karya seni, seperti lukisan, puisi, novel, dan film. Candi Prambanan terus hidup dan berkembang dalam imajinasi dan kreativitas manusia.

Pengelolaan Candi Prambanan dilakukan oleh Badan Otorita Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (BOB), sebuah lembaga pemerintah yang bertugas untuk mengelola dan mengembangkan kawasan Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sebagai destinasi wisata budaya yang berkelanjutan. BOB bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat setempat, dan sektor swasta, untuk mengembangkan potensi pariwisata di kawasan ini.

Mitos dan Legenda yang Melingkupi Candi Prambanan

Selain sejarah dan fakta-fakta arkeologis, Candi Prambanan juga dikelilingi oleh berbagai mitos dan legenda yang menarik. Salah satu legenda yang paling terkenal adalah legenda tentang Roro Jonggrang, seorang putri cantik yang meminta seribu candi sebagai mas kawin kepada Bandung Bondowoso, seorang pangeran sakti mandraguna.

Menurut legenda, Bandung Bondowoso berhasil membangun 999 candi dalam waktu semalam dengan bantuan para jin. Namun, Roro Jonggrang berusaha menggagalkan usahanya dengan membunyikan lesung dan membakar jerami, sehingga para jin mengira bahwa fajar telah tiba dan melarikan diri. Bandung Bondowoso yang marah kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu, yang kemudian menjadi arca Dewi Durga di Candi Siwa.

Legenda Roro Jonggrang ini telah menjadi bagian dari budaya populer Indonesia dan sering diceritakan dari generasi ke generasi. Legenda ini mengandung pesan moral tentang pentingnya kejujuran, kesetiaan, dan tanggung jawab. Selain itu, legenda ini juga mencerminkan kepercayaan masyarakat Jawa Kuno terhadap kekuatan gaib dan dunia spiritual.

Mitos dan legenda lainnya yang terkait dengan Candi Prambanan adalah mitos tentang adanya terowongan rahasia yang menghubungkan Candi Prambanan dengan Candi Ratu Boko. Terowongan ini diyakini digunakan oleh para raja dan bangsawan pada masa lalu untuk melakukan perjalanan rahasia antara kedua candi tersebut. Namun, hingga saat ini, keberadaan terowongan ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.

Tips Mengunjungi Candi Prambanan

Jika Anda berencana untuk mengunjungi Candi Prambanan, ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan agar kunjungan Anda menjadi lebih menyenangkan dan berkesan:

  • Waktu terbaik untuk mengunjungi Candi Prambanan adalah pada pagi atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas dan cahaya matahari tidak terlalu menyilaukan.
  • Kenakan pakaian yang sopan dan nyaman, serta alas kaki yang cocok untuk berjalan kaki.
  • Bawa topi, kacamata hitam, dan tabir surya untuk melindungi diri dari sengatan matahari.
  • Bawa air minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
  • Sewa pemandu wisata untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan mendalam tentang sejarah dan arsitektur Candi Prambanan.
  • Jangan membuang sampah sembarangan dan jagalah kebersihan lingkungan Candi Prambanan.
  • Hormati adat dan budaya setempat.
  • Jika Anda ingin menyaksikan pertunjukan sendratari Ramayana, pastikan Anda memesan tiket jauh-jauh hari.

Candi Prambanan: Warisan Dunia yang Tak Ternilai Harganya

Candi Prambanan adalah sebuah warisan dunia yang tak ternilai harganya. Keindahan dan keagungannya telah memikat hati jutaan pengunjung dari seluruh penjuru dunia. Candi ini bukan hanya sekadar tumpukan batu, melainkan juga sebuah narasi visual yang kaya akan makna filosofis, sejarah, dan budaya. Mari kita jaga dan lestarikan Candi Prambanan sebagai warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

Dengan memahami sejarah, fungsi, dan makna filosofis Candi Prambanan, kita dapat lebih menghargai keindahan dan keagungan candi ini. Kunjungan ke Candi Prambanan bukan hanya sekadar perjalanan wisata, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual yang dapat memperkaya jiwa dan pikiran kita.

Candi Prambanan adalah simbol kejayaan peradaban Hindu di tanah Jawa. Candi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa. Mari kita jadikan Candi Prambanan sebagai inspirasi untuk membangun Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan berbudaya.

Sebagai penutup, Candi Prambanan adalah sebuah mahakarya arsitektur kuno yang patut kita banggakan. Keindahan dan keagungannya akan terus mempesona dan menginspirasi generasi mendatang. Mari kita terus menjaga dan melestarikan Candi Prambanan sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang Candi Prambanan.

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/759536/sejarah-candi-prambanan-keajaiban-arsitektur-kuno

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *