Koranriau.co.id-

KEPALA Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo menyatakan ada keterbatasan kuota tenaga kesehatan haji. Oleh karena itu, ia berharap petugas haji yang masuk dalam kuota jemaah dapat mengisinya.
Ia menjelaskan biasanya, satu kloter jemaah didampingi oleh tiga tenaga kesehatan, meliputi satu dokter dan dua perawat. Namun, tahun ini hanya satu tenaga kesehatan per kloter. Dengan total 525 kloter, hanya akan ada 525 tenaga kesehatan yang bertugas.
“Jika jumlah tenaga kesehatan terbatas, layanan kesehatan di Mekah dan Madinah akan dikurangi. KKHI Mekah hanya akan beroperasi untuk menangani jemaah dengan gangguan kesehatan jiwa, sementara layanan di Mina dan Arafah akan sangat terbatas,” jelasnya dalam rapat dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (24/2).
Selain itu, kuota tenaga kesehatan haji di Arab Saudi juga berkurang drastis dari 306 menjadi hanya 75 orang. Hal ini berdampak pada layanan kesehatan yang mana jemaah dengan penyakit tertentu akan langsung dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi.
Untuk mengatasi keterbatasan tenaga kesehatan, pihaknya berharap petugas haji daerah yang masuk dalam kuota jemaah dapat diisi oleh tenaga kesehatan sehingga mereka dapat membantu memberikan layanan kesehatan kepada jemaah.
“Kami berharap petugas haji daerah bisa diperkuat dengan tenaga kesehatan agar dapat membantu pelayanan kesehatan di Arab Saudi,” tutupnya.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, pemerintah terus berupaya memberikan layanan kesehatan terbaik bagi jemaah haji Indonesia agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan aman. (H-4)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/746613/petugas-kesehatan-haji-terbatas-kemenkes-berharap-ada-bantuan-dari-daerah