Koranriau.co.id-
Jakarta –
Pengalaman zonk saat makan di luar dibagikan oleh wanita ini. Ia yang memesan spaghetti ayam panggang kecewa lantaran porsi ayamnya mungil, seperti dibagi menjadi dua!
Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi, naiknya harga makanan di restoran, kafe, atau tempat makan lainnya dianggap wajar oleh sebagian besar pelanggan. Namun, tetap saja mereka berharap penjual tak mencari kesempatan dalam kondisi ini dengan mematok harga seenaknya atau mengurangi porsi makanan.
Jika penjual melakukan hal tersebut, pelanggan pastinya bakal kecewa, seperti yang dirasakan wanita Singapura dengan sapaan Timbre. Mengutip Stomp Straits Times (11/4/2025), ia menceritakan pengalamannya saat beli makanan dibawa pulang (takeaway) di coffee shop di Block 504 Jurong West Street 51 pada 9 April 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Timbre memesan spaghetti ayam panggang seharga SGD 6,9 atau sekitar Rp 88 ribu per porsi. Namun ia kecewa begitu membuka pesanannya di rumah. Tampak porsi topping ayam panggangnya mungil, bahkan seperti fillet yang dibagi 2.
![]() |
Timbre berujar, “Ini menunjukkan siapa pun yang memasak tidak peduli apakah itu sepadan dengan jumlah yang dibayarkan atau tidak. Rasanya seperti penjual hanya membuang sepotong daging ayam dan menyajikannya.”
Timbre mengatakan sebelumnya pernah beberapa kali makan di coffee shop itu, meski sudah lama sejak kunjungan terakhirnya. “Menu di sini tidak murah,” kata Timbre.
“Apa gunanya membayar semahal ini ketika Anda bisa mendapatkan sesuatu yang lebih mengenyangkan dan benar-benar merasa senang memakannya?” ujar Timbre. Ia merasa harga dan porsi spaghetti ayam panggang yang dipesannya tidak sepadan.
Timbre menambahkan, hanya karena tidak ada pihak yang mengendalikan harga, bukan berarti penjual makanan dapat berbuat seenaknya. Ia mengucap, “Pelanggan tetap membayar, ini bukan makanan gratis.”
Untuk mengadukan hal ini, tadinya Timbre berniat protes lewat ulasan Google. Namun ia tidak melakukannya karena merasa sering kali protes online tidak ditanggapi.
![]() |
Lagi pula, Timbre memesan menu itu untuk dibawa pulang. Jadi dia baru mengetahui kalau porsinya ayam panggang tidak sepadan begitu dirinya sampai di rumah.
Meski kecewa, Timbre mengatakan dia masih akan mempertimbangkan untuk memberi kesempatan lagi dengan makan di coffee shop tersebut. Namun, ia memilih untuk makan di tempat.
“Setidaknya dengan makan di tempat, maka akan ada buktinya,” kata Timbre. Ia menambahkan kalau dirinya sering makan di luar sehingga merasa perlu protes jika ada kejadian-kejadian seperti ini. “Jika Anda diam saja, hal-hal seperti ini akan terus berlanjut,” sambungnya.
Timbre juga merasa beberapa kedai makan di food court kawasan Jurong West Street 51 memang hanya menjual makanan dengan harga mahal, tapi kualitasnya kurang sepadan. “Anda akhirnya makan hanya demi (harga mahal) itu. Tidak ada kesenangan yang didapat,” tutup Timbre.
Sebelumnya, kejadian zonk dapat porsi mungil saat makan di restoran juga dialami pelanggan restoran GyoGyo di Singapura. Pria bernama Koh membeli salad seharga Rp 75 ribu.
Namun begitu saladnya dihindangkan, Koh kaget karena tampilannya jauh berbeda dari yang terlihat di buku menu. Mangkuk berukuran kecil disajikan dengan beberapa lembar daun selada, sedikit jagung, irisan bawang bombay dan saus siraman yang tidak mencukupi untuk isiannya. Potret menu ini tidak sesuai dengan yang ditampilkan di buku menu.
(adr/odi)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-7868460/pesan-spaghetti-ayam-panggang-rp-88-ribu-porsi-ayamnya-mungil