Nasional

Perajin Tahu dan Tempe Keluhkan Harga Kedelai Tinggi, Gubernur Jawa Tengah Akan Turun Tangan

Koranriau.co.id-

Perajin Tahu dan Tempe Keluhkan Harga Kedelai Tinggi,  Gubernur Jawa Tengah Akan Turun Tangan
Perajin tempe menggiling kedelai impor di gudang Primer Koperasi Tempe dan Tahu (Primkopti) Sanan, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/4/2025)(Emporio/ARI BOWO SUCIPTO)

HARGA kedelai impor belum beranjak turun dan masih mencekik para perajin tahu dan tempe, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi akan mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga kedelai impor tersebut.

Pemantauan Media Indonesia Jumat (18/4) harga kedelai impor masih tinggi yakni mencapai Rp9.750 per kilogram, hal ini membuat para perajin tahu dan tempe di sejumlah daerah di Jawa Tengah kelimpungan karena tidak mampu mengangkat harga produksi makanan khas Indonesia tersebut di pasaran.

Para perajin tahu dan tempe yang biasanya masih dapat berproduksi ketika harga kedelai impor Rp8.000-Rp8.500 per kilogram, terpaksa harus menyiasati produksinya agar tetap dapat terjangkau pasar yakni dengan mengurangi ukuran. “Kalau diganti kedelai lokal yang lebih murah hasil produksi tidak jadi,” kata Subandi,50, perajin tahudi Tandang, Kota Semarang.

Hal serupa juga diungkapkan Anjar,60, perajin tahu dan tempe di Kabupaten Pati bahwa kebaikan harga bahan dasar kedelai impor yang hampir mencapai Rp10.000 per kilogram membuat para perajin kelimpungan, karena kondisi daya beli produk tersebut di pasar juga lemah, sehingga untuk tetap menjaga kondusifitas dan bertahan harus pandai mensiasati.

“Kita mensiasati dengan mengurangi ukuran, tetapi sebagian lain mengurangi produksi yang disesuaikan kebutuhan pasar,” ujar Anjar.

Perajin tahu dan tempe lainnya di Bandungan, Kabupaten Semarang Bagio,50, mengaku tidak mampu untuk bertahan, sehingga untuk sementara waktu memilih istirahat, apalagi kondisi pasar saat ini juga melemah setelah usai hari besar seperti lebaran. “Paling nanti saat hujan besar pasar dapat bangkit lagi karena banyak yang mempunyai hajatan,” imbuhnya.

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Tengah Sutrisno Supriantoro mengatakan naiknya harga kedelai impor tersebut terjadi akibat baiknya dollar dan imbas kebijakan tarif Trump, bagian diprediksi harga bahan baku kedelai yang ada saat ini tinggi Ajan kembali naik.(H-2)

“Sebelumnya harga kedelai Rp8.500 para perajin masih dapat berproduksi, tetapi ketika sekarang sudah diangka Rp9.700 membuat kelabakan karena idealnya agar tetap dapat berproduksi harusnya standar di harga Rp8.000 per kilogram,” ungkap Sutrisno Supriantoro.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menghadapi lonjakan harga kedelai tersebut mengatakan akan mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga kedelai yang belakangan melonjak tajam dan memberatkan para perajin tahu maupun tempe yakni dengan berkoordinasi dengan Bulog guna mendorong pemerataan distribusi dan harga kedelai.

“Selain itu untuk menstabilkan harga, diantaranya adalah meningkatkan kualitas potensi kedelai lokal sehingga dapat menopang sesuai kebutuhan perajin tahu dan tempe,” demikian Ahmad Luthfi.

Di sisi lain menurut Ahmad Luthfi juga di sini pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan instansi terkait dalam mengatasi tingginya harga kedelai yang berdampak pada sektor UMKM pangan, apalagi kedelai lokal belum sepenuhnya mampu menjadi alternatif karena keterbatasan stok dan kualitas.

“Intervensi yang dilakukan ke depan diharapkan menstabilkan harga dan mendorong pemanfaatan potensi kedelai lokal agar tidak terus bergantung pada impor,” tambahnya. (H-2)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/761811/perajin-tahu-dan-tempe-keluhkan-harga-kedelai-tinggi–gubernur-jawa-tengah-akan-turun-tangan-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *