Laba Unilever RI Turun 14,6 Persen Jadi Rp1,23 T di Kuartal I 2025
Ekonomi

Laba Unilever RI Turun 14,6 Persen Jadi Rp1,23 T di Kuartal I 2025

Koranriau.co.id –


Jakarta, CNN Indonesia

PT Unilever Indonesia Tbk mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 14,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1,23 triliun pada kuartal I-2025.

Penurunan ini terjadi di tengah tekanan pelemahan nilai tukar rupiah serta tantangan pada kinerja penjualan domestik.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap menjelaskan secara kuartalan, kinerja perusahaan sebenarnya menunjukkan tren pemulihan baik pada sisi penjualan maupun laba bersih.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, perbandingan secara tahunan masih mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan selama setahun terakhir.



“Perbandingan year on year mencerminkan adanya tantangan, termasuk dampak dari keputusan penyesuaian harga jual dan tekanan pasar, namun pertumbuhan berurutan menunjukkan perbaikan nyata pada aktivitas bisnis kami,” ujar Benjie dalam konferensi pers laporan kinerja keuangan perusahaan kuartal I-2025, Kamis (24/4).

Benjie menambahkan salah satu penyebab turunnya laba bersih adalah pelemahan margin kotor perusahaan serta penurunan volume penjualan domestik.

Margin kotor Unilever tercatat sebesar 48,2 persen, turun 177 basis poin dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, volume penjualan dasar turun 7,8 persen, meskipun pertumbuhan harga dasar masih positif sebesar 1,3 persen.

“Di pasar domestik, kami mencatat penurunan penjualan sebesar 6,6 persen. Kategori home and personal care yang berkontribusi 61 persen terhadap penjualan domestik, turun 10,2 persen. Sementara kategori foods and refreshments hanya turun 0,4 persen, bahkan menunjukkan pertumbuhan positif di lini makanan,” jelas Benjie.

Meski demikian, penjualan ekspor mulai pulih dengan pertumbuhan 12,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Secara total, penjualan bersih Unilever Indonesia di kuartal I 2025 mencapai Rp9,5 triliun, turun 6,1 persen (yoy), namun naik 22,6 persen dibandingkan kuartal IV-2024. Laba sebelum pajak tercatat sebesar 16,8 persen, turun 161 basis poin (yoy).

Terkait pelemahan rupiah, Direktur Keuangan Unilever Indonesia Neeraj Lal menjelaskan perusahaan terdampak secara langsung maupun tidak langsung, khususnya dari sisi bahan baku dan kemasan yang banyak bergantung pada harga global dalam denominasi dolar dan euro.

“Ada dua dampak dari fluktuasi kurs, langsung dari impor bahan baku, dan tidak langsung dari komoditas global yang mempengaruhi biaya bahan dan kemasan. Dampak terbesarnya justru datang dari eksposur tidak langsung itu,” ungkap Neeraj.

Ia menambahkan perusahaan mengelola risiko nilai tukar melalui sejumlah strategi seperti lindung nilai atau hedging, pemanfaatan ekspor sebagai lindung nilai alami, serta kerja sama kontraktual dengan pemasok.

Dalam beberapa kasus, perusahaan juga melakukan penyesuaian harga dan efisiensi biaya sebagai bentuk respons terhadap tekanan biaya produksi.

Benjie pun mengakui pangsa pasar total perusahaan belum pulih sepenuhnya, namun ia optimistis tren perbaikan bisnis akan berdampak positif dalam jangka menengah.

“Kinerja pangsa pasar belum mencerminkan posisi yang kami harapkan, namun kami percaya bahwa seiring dengan kemajuan transformasi distribusi dan strategi yang kami jalankan, perbaikan akan segera terlihat,” ujarnya.

Unilever juga memastikan bahwa proses pemisahan unit bisnis es krim masih berjalan sesuai rencana dan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

“Kami tetap berada di jalur yang benar untuk mencetak pertumbuhan pada paruh kedua 2025, didukung oleh perbaikan fundamental kinerja bisnis dan strategi jangka panjang kami,” ujar Benjie lebih lanjut.

[Gambas:Video CNN]

(del/agt)



Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250424115902-92-1222099/laba-unilever-ri-turun-146-persen-jadi-rp123-t-di-kuartal-i-2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *