Koranriau.co.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan terbukti memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dengan layanan yang mudah, cepat, dan setara. Hal ini dapat dilihat dari testimoni salah satu penerima manfaat, seorang guru di SD 2 Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Ani Nafiatul Niayati.
Ia bersama dengan keluarga awalnya terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), di mana iurannya ditanggung pemerintah.
“Kemudian, mulai tahun 2023, setelah saya diangkat sebagai PPPK, kepesertaan saya dan keluarga beralih menjadi peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) dan iurannya dipotong 1% dari gaji saya. Tadi saya dibantu petugas BPJS Kesehatan, baru saja update data gaji,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program JKN sangat membantu Ani ketika menghadapi kehamilan pertamanya yang membutuhkan perhatian khusus. Awalnya ia rutin memeriksakan kehamilan di bidan.
Namun pada usia kehamilan dua bulan, hasil USG menunjukkan adanya dua telur di perutnya. Padahal umumnya hasil USG kehamilan yang normal hanya ada satu telur.
Berdasarkan saran dari bidan, ia pun melapor ke Puskesmas, yang langsung diberikan rujukan ke RSUD dr. Loekmonohadi untuk diperiksa lebih lanjut.
“Di rumah sakit, setelah diperiksa ternyata selain hamil, di perut saya juga ada kista, jadi dua telur di perut saya bukan bayi kembar, melainkan janin dan kista,” kata dia.
Kondisi tersebut mengharuskan Ani melakukan kontrol rutin setiap bulan. Meski sempat khawatir, ia merasa tenang setelah dokter menyampaikan bahwa kista akan diangkat bersamaan dengan proses persalinan.
Ia pun mengaku proses persalinan sekaligus pengangkatan kista di RS Sunan Kudus berjalan lancar. Selama menjalani perawatan di sana, dirinya tidak mengalami kendala apapun.
“Kista saya diangkat, persalinan saya berjalan lancar dan bayi saya laki-laki terlahir sehat dan normal,” sebutnya.
Manfaat JKN juga dirasakan Ani ketika putra pertamanya, Naayif Biruni Al Barra (6), harus dirawat inap di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi karena demam berdarah. Saat itu, ia sudah beralih menjadi peserta PPU.
“Awalnya demam tinggi beberapa hari kemudian saya bawa berobat di Puskesmas Sidorekso. Setelah diperiksa semuanya, termasuk pemeriksaan laboratorium, anak saya positif demam berdarah,” tutur dia.
Pertimbangan jarak yang lebih dekat membuat Ani memilih RSU Kumala Siwi untuk rawat inap putranya selama hampir seminggu.
Selain untuk anaknya, Ani juga pernah memanfaatkan JKN untuk operasi benjolan di kakinya yang mengeluarkan nanah. Ia berobat melalui jalur rujukan berjenjang, dari Puskesmas Sidorekso ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, hingga akhirnya ke RSI Sultan Agung Semarang untuk perawatan lebih lanjut.
“Alhamdulillah sekarang sudah sembuh dan tersisa bekasnya saja,” pungkasnya.
Program JKN terus berkembang dan memberikan jaminan kesehatan yang luas bagi masyarakat, membantu meringankan beban biaya pengobatan, dan memastikan setiap warga negara mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik.
Pengalaman Ani menunjukkan bagaimana program JKN telah menjadi solusi penting bagi keluarganya dalam mengakses layanan kesehatan, mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan dengan komplikasi, hingga perawatan rawat inap untuk berbagai kondisi medis.
(rir)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250408174926-625-1216875/guru-asal-kudus-andalkan-jkn-biayai-perawatan-keluarga-dengan-mudah