Koranriau.co.id-

HIPERSENSITIF gigi atau kondisi rasa ngilu pada gigi bukan lah sesuatu yang normal. Hal ini disampaikan oleh pakar periodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Prof. Dr. drg. Yuniarti Soeroso, Sp.Perio(K).
“Orang Indonesia itu suka tahan sakit dan menahan sakit, jadi menganggap bahwa ngilu itu sesuatu hal yang biasa. Ini memang harus dikampanyekan, bahwa ngilu itu bukan sesuatu hal yang normal,” kata Yuniarti Soeroso dalam diskusi kesehatan gigi di Jakarta, Kamis (20/3).
Menurut dia, biaya perawatan gigi yang kerap dianggap mahal juga menjadi salah satu alasan orang memilih untuk menahan sakit akibat gigi berlubang atau ngilu. Dia menjelaskan mengabaikan hipersensitif gigi bisa berdampak mengalami kerusakan dan rasa ngilu yang jauh lebih sakit.
“Awalnya menganggap gigi ngilu sebagai masalah ringan dan cenderung menghindari makanan tertentu atau mengganti cara makan untuk menghindari rasa ngilu. Sebenarnya kalau itu dibiarkan, makin lama makin berat,” ucapnya.
Dia menambahkan, ada satu kondisi yang sangat berat pada hipersensitif gigi itu, kadang-kadang ada crack yang pecah yang mengenai saraf gigi yang tidak terlihat saking ngilunya.
“Ada beberapa kasus juga hipersensitif itu saat beberapa pasien membersihkan karang gigi itu kesentuh, terasa sakit sekali,” tuturnya.
Hipersensitif gigi disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada lapisan dentin yang terbuka. Dia menyarankan dalam mengatasi hal tersebut jika masih ringan bisa dengan menggunakan pasta gigi khusus hipersensitif, namun, jika ngilu yang dirasa makin sakit sebaiknya konsultasikan ke dokter gigi.
“Kalau masih ringan dengan menggunakan pasta gigi itu, maka tubulus-tubulus dentin itu diblok jadi ngilunya berkurang. Otomatis juga dia menjaga kebersihan mulutnya,” pungkasnya.(M-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/jelita/754143/gigi-terasa-ngilu-itu-bukan-hal-yang-normal