Demo Tolak UU TNI, Mahasiswa Purwokerto Tebar Kotoran Sapi di depan Gerbang Kodim

SEKITAR 500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Purwokerto, Jawa Tengah, menggelar aksi unjuk rasa menentang UU TNI. Aksi tersebut berlangsung di dua lokasi, yaitu depan Kodim 0701/Banyumas dan Alun-alun Purwokerto.

Saat berada di depan Kodim Banyumas, para mahasiswa melakukan aksi simbolis dengan menebarkan kotoran sapi di depan gerbang Kodim. Aksi ini dimaknai sebagai bentuk penolakan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang dianggap telah merusak nilai-nilai Reformasi 1998.

Para peserta aksi yang mayoritas mengenakan pakaian serba hitam membawa berbagai poster dan spanduk. Salah satu spanduk besar bertuliskan “Anti Rezim Fasis Prabs”, menegaskan penolakan mereka terhadap UU TNI. Selain itu, terlihat pula spanduk bertuliskan “Tolak UU TNI” serta tulisan “Lawan Fasisme” yang dibuat dengan cat di jalanan.

Baca juga : Demonstran Tolak UU TNI Dirikan Tenda di Halaman DPRD DIY

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Muhammad Hafidz Baihaqi menyatakan bahwa tujuan aksi ini adalah menolak UU TNI. “Kami menolak UU TNI karena membuka peluang dominasi militer di wilayah sipil. Demokrasi yang diperjuangkan sejak 1996 dan 1998 kini semakin tergerus,” tegasnya.

Hafidz juga menekankan bahwa UU TNI yang telah disahkan memiliki dampak serius, termasuk perluasan jabatan sipil yang dapat diisi oleh perwira aktif TNI serta pemberian izin bagi TNI untuk terjun ke dunia bisnis.

Para pengunjuk rasa menilai UU TNI telah mengubah sejumlah pasal penting terkait tugas dan wewenang TNI. Salah satu pasal yang paling menuai kontroversi adalah Pasal 7, yang memperluas kewenangan TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Jumlah kewenangan tersebut bertambah dari 14 menjadi 16 item, mencakup penanganan ancaman siber dan perlindungan warga negara di luar negeri. Setelah menggelar aksi di depan Kodim 0701 Banyumas, massa bergerak menuju Alun-alun Purwokerto. Di sana, mereka kembali menyuarakan penolakan terhadap UU TNI melalui orasi. (E-2)