Koranriau.co.id-

LEMBAGA kajian kebijakan publik Sabang Merauke Circle bersama Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar kegiatan diskusi bertema Paparan Pembangunan Indonesia 2025: Harapan dan Tantangan di ballroom Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (7/1).
Acara yang dihadiri oleh pejabat pemerintah, anggota DPR, pegiat prodemokrasi, dan kelompok buruh ini diadakan untuk mendapatkan benang merah pemikiran pembangunan nasional 2025, utamanya dalam memperkuat harapan dan kemakmuran rakyat.
Direktur Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, mengatakan forum ini menjadi momentum untuk menawarkan solusi kepada pemerintah melalui kolaborasi kekuatan rakyat dan cendekiawan. Ia optimistis dengan sinergi tersebut akan mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
Syahganda menandaskan, di antara tugas penting saat ini adalah mengimplemetasikan gagasan besar Presiden Prabowo Subianto secara konkret ke dalam pembangunan bangsa. Ia menilai Prabowo secara ideologis telah matang sehingga fokus bangsa adalah percepatan implementasi gagasan-gagasan.
“Sudah selesai Prabowo (dengan) ideologi kerakyatannya, tinggal kita menjembatani dan membantu Prabowo, bagaimana caranya ide-ide Pak Prabowo bisa kita langsung implementasikan,” ujar Syahganda.
“Misalnya gini, Prabowo itu kan ingin ada ketanahan pangan, katahanan energi, kemudian hilirisasi pertambangan, dan lain-lain, makanya kita undang pembicara-pembicara yang ahli di bidang tersebut, kita mencoba buat model-model seperti yang diinginkan Pak Prabowo,” imbuhnya.
Syahganda juga menyoroti isu ada 3,3 juta hektare lahan sawit ilegal di kawasan hutan Indonesia yang selama ini belum terkelola dengan baik untuk kepentingan rakyat. Menurutnya, aset-aset tersebut dapat dialihkan kepada masyarakat melalui koperasi. Dalam hal ini, ia mengusulkan agar Indonesia bisa meniru langkah Malaysia dalam memberikan lahan kepada rakyat sehingga masyarakat dapat menikmati manfaatnya secara langsung.
“Di Malaysia itu ada Felda (Federal Land Development Authority), jutaan hektare lahannya itu milik petani, bukan milik konglomerat. Nah, ini kita mau coba buat model-model seperti itu,” jelas Syahganda.
Sebagai informasi, Felda merupakan lembaga pemerintah Malaysia yang mengelola tanah dan mengembangkan kawasan perdesaan tertinggal. Felda didirikan untuk mengatasi kemiskinan melalui penanaman karet dan kelapa sawit.
“Jadi isu 3,3 juta hektare lahan sawit yang Pak Prabowo ingin dikembalikan ke negara dan rakyat itu bisa kita buat model-modelnya. Nanti kita akan coba kerja sama dengan Pak Ferry Juliantono (Wamenkop),” tandasnya.
Turut hadir pada acara tersebut Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad sebagai keynote speaker dan Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono sebagai salah satu pembicara diskusi.
Dasco dalam pernyataannya menyebut forum diskusi tersebut menyatukan berbagai elemen anak bangsa yang memiliki pemikiran yang sama walaupun latar belakang mereka berbeda-beda. “Sehingga saya ingin masukan pada hari ini kita akan terima sebagai suatu masukan kepada pemerintah untuk kemudian menjadi salah satu patokan untuk gerakan kita memperbaiki ekonomi ke depan,” tandas Dasco. (Hym/I-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/732479/bersama-sama-hadapi-tantangan-berbangsa