Koranriau.co.id-
Jakarta –
Kios makanan ini mencuri perhatian gegara label yang ditaruh penjualnya. Ada tulisan ‘nonhalal’ bersanding dengan ‘Muslim-friendly’ yang membingungkan.
Penjual makanan kerap memberikan informasi terkait menu yang dijualnya di kios. Misalnya memajang banner atau kertas berisi keterangan nama menu, harga, atau bahan pembuatannya.
Di negara mayoritas muslim, umumnya penjual juga menyertakan informasi tambahan seperti logo halal. Sebaliknya, keterangan nonhalal bakal dicantumkan jika memang makanan dibuat dari bahan haram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, bagaimana jika keterangan yang dicantumkan penjual membingungkan muslim dan masyarakat? Pemandangan inilah yang ditemukan oleh pengguna Facebook Asmeelya Ishak di sebuah kios makanan di Penang, Malaysia.
Mengutip World of Buzz (23/4/2025), Asmeelya mengungkap kios itu berada di sebuah universitas. Asmeelya yang merupakan asisten peneliti pascasarjana di universitas tersebut menyoroti label kertas di kios tersebut.
Tampak ada tulisan ‘nonhalal’ sekaligus ‘muslim friendly’. Tentu saja label ini membingungkan karena artinya bertolak belakang.
![]() |
‘Nonhalal’ menunjukkan makanan tersebut mengandung bahan haram sehingga tidak dapat dikonsumsi muslim. Namun sebaliknya, label ‘muslim friendly’ secara harfiah berarti ‘ramah muslim’ yang berarti dapat dikonsumsi muslim, meski tidak terjamin kehalalannya.
Dalam unggahannya, Asmeelya menulis, “Sekadar informasi, nonhalal BUKAN ramah Muslim. Jangan menaruh papan nama berdampingan seperti ini. Tulis saja BUKAN UNTUK MUSLIM. Gampang.”
Menyusul temuan ini, seorang alumni universitas, Din Shamsudin Hussin menegaskan bahwa otoritas universitas telah menutup kios makanan nonhalal tersebut, sekaligus membersihkannya.
“Kemarin malam (21 April) Departemen Keamanan mengambil tindakan cepat untuk segera menutup lokasi dan membatalkan program. Pekerjaan pembersihan telah dilakukan,” ujar Din.
Ia menambahkan, “Penyelenggara dari himpunan mahasiswa (dewan mahasiswa dan Asosiasi Bahasa Tionghoa) perlu lebih peka terhadap isu halal dan haram, dan memahami kebijakan universitas.”
Din juga berharap penyelenggara acara maupun mahasiswa tidak menyalahgunakan fleksibilitas yang diberikan untuk hal semena-mena. “Semua pihak perlu memainkan peran mereka dalam mendidik ‘Generasi Z’ ini dengan lebih efektif,” tutup Din.
Jika dilihat dari foto yang beredar, kios makanan tersebut menampilkan informasi dalam bahasa Mandarin. Tertulis nama kedainya ‘Potato Kingdom’.
![]() |
Menunya ada yang berbumbu kuning telur asin, mala, dan keju. Lalu kios itu juga menjual muah chee, camilan manis kenyal berbahan adonan beras ketan yang dibalut bubuk kacang tanah dan gula.
Sebelum kisruh kios makanan memberi label ‘nonhalal’ sekaligus ‘muslim friendly’, ada juga kisah serupa terkait halal dan haram. Kisahnya dialami keluarga asal Malaysia saat berlibur ke Thailand.
Di pusat jajanan, mereka membeli jajanan dari seorang penjual berhijab. Namun, ternyata makanan yang dijual tidak halal.
“Pasti banyak yang merasa terjebak juga, mereka nggak sadar dengan status halal dan hanya memilih makanan karena melihat penjualnya berhijab,” tuturnya seperti dikutip dari mStar (28/09/24).
(adr/odi)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-7883386/bikin-bingung-penjual-makanan-taruh-label-nonhalal-dan-muslim-friendly