Nasional

Ginekolog Diimbau Waspadai Infeksi Langka Pemakan Daging di Area Vulva

Koranriau.co.id-

Ginekolog Diimbau Waspadai Infeksi Langka
Para dokter memperingatkan necrotizing fasciitis (NF) atau “penyakit pemakan daging” bisa menyerang area vulva, meski sangat langka.(freepik)

PARA dokter memperingatkan ginekolog harus memahami tanda-tanda infeksi langka necrotizing fasciitis (NF) atau “penyakit pemakan daging“. Pasalnya infeksi mematikan ini kadang bisa menyerang area vulva.

Dalam sebuah laporan kasus baru yang diterbitkan pada 8 April di BMJ Case Reports, dokter di Inggris melaporkan tiga pasien yang mengalami necrotizing fasciitis di bagian vulva. Vulva ialah bagian genitalia eksternal perempua, seperti labia mayora dan labia minora.

“Necrotizing fasciitis (NF), atau penyakit pemakan daging, bisa terjadi ketika bakteri tertentu masuk ke dalam kulit melalui luka—seperti goresan, lecet, luka bakar, luka operasi, bahkan gigitan serangga,” jelas Bill Sullivan, profesor mikrobiologi dan imunologi di Indiana University. “NF bisa terjadi di mana saja jaringan kulit rusak, termasuk di area genital.”

Pada NF, bakteri menyerang fascia—jaringan ikat yang mengelilingi otot, saraf, lemak, dan pembuluh darah. Infeksi ini dengan cepat menyebabkan jaringan lunak mati (nekrosis) dan menyebar ke seluruh tubuh.

Penulis laporan kasus dari Shrewsbury and Telford Hospital, Inggris, membagikan tiga kasus ini untuk meningkatkan kewaspadaan para ginekolog necrotizing fasciitis.

Mereka mencatat bahwa rumah sakit mereka melihat peningkatan signifikan kasus infeksi ini dalam beberapa tahun terakhir, dengan 20 kasus tercatat antara 2022 hingga 2024, dibandingkan hanya 18 kasus selama dekade sebelumnya. Beberapa negara Uni Eropa dan AS juga melaporkan peningkatan kasus group A streptococcus invasif, yang dapat menyebabkan necrotizing fasciitis.

Penulis laporan menekankan bahwa bila infeksi ini semakin umum terjadi, para dokter harus memahami pentingnya penanganan cepat.

“Ini infeksi yang sangat agresif dan bisa menjadi kondisi mengancam jiwa dalam 24–48 jam,” kata Sullivan. “Begitu bakteri masuk ke kulit, mereka melepaskan racun kuat yang menyebabkan kerusakan jaringan dengan cepat, melarutkan otot, saraf, dan pembuluh darah.”

Kurangnya suplai darah ke jaringan yang terinfeksi membuat antibiotik sulit bekerja, tambah Sullivan. Area yang terinfeksi terkadang harus diangkat melalui operasi. Jika bakteri menyebar ke aliran darah, bisa menyebabkan sepsis—reaksi imun sistemik berbahaya yang berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Tiga Kasus Necrotizing Fasciitis Vulva

Laporan menggambarkan tiga kasus berbeda:

  1. Pasien pertama menemukan bintik kecil di area mons pubis (jaringan lemak di atas tulang kemaluan). Dokter umum meresepkan antibiotik, namun kondisinya memburuk dalam lima hari dan infeksi menyebar ke labia mayora, pinggul kiri, dan perut bawah. Setelah dilarikan ke IGD dan menjalani operasi pengangkatan jaringan mati, pasien tetap meninggal akibat sepsis hanya 28 jam setelah diagnosis.
  2. Pasien kedua datang dengan benjolan di labia mayora selama seminggu, yang ternyata abses terinfeksi. Dalam 12 jam, sepertiga bagian atas labia mayora hancur akibat necrotizing fasciitis. Pasien menjalani tiga kali operasi debridement dan operasi rekonstruksi, dan lukanya sembuh dengan baik.
  3. Pasien ketiga mengalami NF setelah luka operasi pasca histerektomi (pengangkatan rahim) terinfeksi. Pasien ini berhasil selamat setelah operasi pengangkatan jaringan mati dan pemberian antibiotik spektrum luas.

Sullivan menjelaskan NF sangat langka dan umumnya terjadi pada orang dengan sistem imun lemah, seperti penderita diabetes atau kanker. Diperkirakan ada 700 hingga 1.200 kasus NF di AS setiap tahun, dan sekitar 500 kasus per tahun di Inggris, atau 0,4 hingga 0,53 kasus per 100.000 orang.

Kasus Vulva: Lebih Langka dan Berisiko Tinggi

Necrotizing fasciitis di vagina jauh lebih jarang terjadi karena luka kulit lebih sering terjadi di bagian tubuh yang terbuka. “NF vagina bisa terjadi akibat hubungan seksual yang kasar, tindik, atau prosedur kosmetik maupun bedah,” kata Sullivan. “Tingkat kematian akibat NF vagina diperkirakan bisa mencapai 50%.”

Penulis laporan kasus mendesak ginekolog untuk waspada terhadap tanda-tanda infeksi yang bisa berkembang menjadi NF, dan menekankan pentingnya penanganan cepat.

“NF vagina bisa dianggap lebih berbahaya karena lebih sulit dikenali tepat waktu,” jelas Sullivan. “Ginekolog mungkin tidak mencurigai NF, dan intervensi bedah yang dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran infeksi mungkin terbatas.”

Deteksi dini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa pasien. “Diagnosis yang terlambat bisa menunda penanganan, meningkatkan risiko sepsis dan kematian,” kata Sullivan. (Live Science/Z-2)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/760774/ginekolog-diimbau-waspadai-infeksi-langka-pemakan-daging-di-area-vulva

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *