Koranriau.co.id-
Jakarta –
Gegara asal bicara, seorang CEO dari restoran terkenal diboikot dan jatuhkan bisnisnya sendiri. Perkataannya menyebut orang miskin tak layak makan hotpot.
Menjadi sosok yang dipandang sudah seharusnya menjaga perilaku dan perkataan yang dilontarkan dari mulutnya. Apalagi sampai merendahkan kelas masyarakat tertentu dan merasa dirinyalah yang paling hebat.
Sebuah kegaduhan terjadi gegara seorang CEO dari sebuah perusahaan restoran melontarkan kalimatnya yang dianggap merendahkan. Sampai-sampai banyak orang enggan datang ke restorannya dan mengalami penurunan omzet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini diawali oleh lontaran kalimat dari sosok Du Zhongbong yang dilaporkan oleh VnExpress (17/3). Du adalah seorang founder dari jejaring restoran hotpot bernama Banu Maodu.
![]() |
Dalam salah satu pernyataannya, Du mengatakan bahwa restoran hotpot bukanlah untuk masyarakat miskin. Ia dengan spesifik menyebut minimal harus memiliki pendapatan 5.000 Yuan atau setara dengan Rp 11,4 juta.
Pernyataannya dilontarkan ketika Banu Maodu sempat dikritik gegara harganya yang mahal dan lebih sulit diakses oleh segala lapisan masyarakat. Bukannya meraih simpati, Du justru disoroti hingga bisnisnya diboikot oleh netizen.
Kalimatnya tersebut dianggap sebagai ketidakpekaan Du terhadap isu sosial dan merendahkan. Akibatnya banyak netizen beramai-ramai menggalakkan boikot hingga restoran tersebut benar-benar sepi dan mengalami penurunan omzet.
Sadar akan kesalahannya, Du mencoba mengklarifikasi pernyataannya. Permintaan maaf yang disampaikan dua hari setelah pernyataan merendahkan tersebut viral nyatanya tak berdampak banyak.
![]() |
Selain menyampaikan permintaan maaf, klarifikasi yang disampaikan Du terkesan hanya berkelit. Ia menjelaskan bahwa kalimatnya tersebut terlontar dari kebiasaannya sebagai ayah yang ingin mengajarkan anaknya untuk menabung dan tidak makan makanan berharga mahal.
Akibat kontroversi ucapannya, Du berjanji akan memperbaiki gaya komunikasinya agar lebih bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa menyinggung. Menurut Red Star News, istilah gaji 5.000 Yuan di China sendiri diasosiasikan sebagai kelompok masyarakat dengan pendapatan bawah.
Begitu pula banyak media lokal yang menyoroti ujaran Du dan menyebut hotpot bukanlah sebuah makanan yang mahal atau mewah. Oriental Roday sampai menyoroti asal usul hotpot yang faktanya hadir sebagai makanan untuk para pekerja kelas menengah ke bawah.
“Hotpot lahir dari kota yang sibuk, dari tempat yang padat penduduk seperti di Chongqing, di mana para pekerja berkumpul bersama merebus kaldu merah untuk mendapatkan kehangatan. Tidak hanya sebagai makanan tetapi menikmati hotpot juga dilakukan untuk merasa nyaman disaat yang sulit,” tulis Oriental Today.
(dfl/odi)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-7830752/ceo-restoran-diboikot-gegara-sebut-orang-miskin-tak-layak-makan-hotpot