Koranriau.co.id-

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui pergantian Direktur Utama Perum Bulog pada akhir pekan lalu tak lepas dari tidak maksimalnya badan itu menyerap hasil panen beras petani.
Lambatnya penyerapan hasil panen oleh Bulog itu dikhawatirkan pemerintah akan membuat petani tak bersemangat menanam padi. Alhasil, hal itu akan mengancam target pemerintah menuju swasembada pangan.
“Di Bulog ada kebijakan tiga juta gabah yang harus diserap. Dari data-data yang ada, serapannya masih kecil. Ya perlu ada penyegaran. Perlu ada supporting system untuk memastikan penugasan itu maksimal,” ungkap Erick di kantor Kementerian BUMN Jakarta, Senin (10/2).
Ia menjelaskan, Perum Bulog telah ditugaskan untuk menyerap tiga juta ton beras di musim panen raya. Badan itu juga ditugaskan untuk membeli beras petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah dinaikkan menjadi Rp6.500/Kg. Tujuannya ialah agar kesejahteraan petani meningkat sehingga makin semangat menaikkan produksi berasnya.
“Karena yang terpenting saat ini ialah kita menuju swasembada beras. Kalau serapannya tidak maksimal, harga gabahnya turun. Petaninya kasihan, akhirnya kapok menanam,” cetus Erick.
Jumat (7/2), Menteri BUMN Erick Thohir mengganti direksi Perum Bulog dengan menetapkan Mayjen Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama. (Fal/E-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/742618/penyerapan-beras-tidak-maksimal-jadi-alasan-dirut-bulog-diganti